Content Management System (CMS) dan Blended Learning
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini kebutuhan akan sebuah
informasi merupakan sebuah konsumsi yanghampir bergerak kepada kebutuhan primer manusia. Hal ini dikarenakan perkembangan jamanmodern
dimana teknologi komunikasi sangat berkembang pesat dan memungkinkan
setiaporang dapat saling berbagi informasi kepada siapapun, dimanapun dan
kapanpun.
Menjawab semua kebutuhan diatas,
website sebagai media informasi elektronik pada dewasaini memegang peranan
penting dalam menyampaikan informasi. Oleh karena itu, kebutuhanakan website
dirasa penting bagi individu, organisasi maupun perusahaan. Karena websitedapat
menjadi media informasi yang sangat cepat, mudah dan murah.
Mengingat durasi yang dibutuhkan
untuk membangun sebuah website tidaklah mudah, maka pada saat ini telah dikembangkan sebuah Content Management System atau yang lebihdikenal CMS. Dimana CMS berfungsi untuk
membangun sebuah website dengan tidak perluuntuk melakukan pemrograman dari
awal.
Hal ini merupakan sebuah kabar
baik bagi para developer website karena dapat mempersingkat waktu pengerjaan
sebuah website. Bahkan saat ini sebuah website dapatdikerjakan secara
perseorangan dengan waktu pengerjaan singkat namun tergantung tingkat kerumitan
dan kualitas website yang diinginkan.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah Content
Management System (CMS) ?
1.2.2 Apakah
Blended Learning itu ?
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk
mengetahui apa itu Content Management System (CMS).
1.3.2 Untuk mengetahui apa itu Blended
Learning.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Content Management System (CMS)
Content Management System atau sering
disebut dengan cms adalah aplikasi web yang berisikan template untuk mengelola
isi halaman web secara mudah. penggunaan content management system tidak
memerlukan pengetahuan pemrograman web yang handal karena proses
instalasi dan cara penggunaannyasudah user friendly. cms sendiri ada yang
dibuat khusus menyesuaikan kasus yang ada dan biasanya berbayar dan ada
yang berupa template instan yang fungsionalitasnya dibuat
denganmenyeuaikan pada beberapa proses bisnis yang ada didunia nyata yang dapat
digunakansecara gratis.aplikasi content management system instant yang banyak
terdapat di internet saat inikebanyakan dibuat menggunakan scripting language
php dan database-nya adalah mysql.
Saat ini perkembangan content management
system cukup pesat, banyak vendor yang membuat cms instant yang didistribusikan
secara gratis. Perkembangancmsinstantini juga dipicu oleh perkembangan web 2.0 yang memungkinkan interaksi dalam arti yangcukup
luas antara pengelola web dan pengunjung web.selain perkembangan teknologi web
dan infrastruktur internet, perkembangan pesat contentmanagement system juga
dipicu oleh kebutuhan masyarakat dan pelaku bisnis yangmenginginkan web dapat
mendukung kegiatan bisnis mereka secara mudah dalam hal pengelolaan
content, cepat dalam pembuatan web, serta murah dalam pengadaannya. Bahkan saat
ini, pengembangan aplikasi web CMS sudah banyak yang menggunakan konsep freamework.
Dengan konsep ini, sangat dimungkinkan untuk
melakukan modifikasiterhadap beberapa fitur Content Management System instant tersebut karena semuanya dibuat lebih
modular. Berikut adalah beberapa contoh web CMS instant yang dibuat oleh vendor
dan dapat digunakan secara gratis dan scripting language yang digunakan adalah
PHP dengan database server MySQL.
Jenis-Jenis CMS
Jenis-jenis Content Management System diatur berdasarkan fungsi dari
masing-masing CMS itu sendiri, berdasarkan fungsinya terdapat beberapa
klasifikasi CMS yaitu antaralain :
-
CMS untuk membuat personal blog, contohnya
WordPress.
-
CMS untuk membuat web e-Commerce, contohnya
PrestaShop, OsCommerce, Opencart,Drupal.
-
CMS untuk membuat web e-Learning, contohnya
Moodle.
-
CMS untuk membuat personal web, contohnya
joomla!, Mambo.
-
CMS untuk membuat web e-Forum, contohnya
phpBB, MYBB,Vbulletin.
Berikut adalah beberapa macam CMS
yang paling sering digunakan orang, dan sebenarnya masih banyak lagi CMS-CMS
yang bertebaran di internet.
1. CMS Wordpress
Wordpress
adalah salah satu CMS yang paling banyak digunakan orang. CMS ini dibangun
dengan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. CMS Wordpress ini sangat
populer sebagai blog engine, namun meskipun dikategorikan sebagai CMS blog, CMS
ini sangat powerfull dan dapat dikembangkan untuk
dijadikan sebuah CMS website lainnya
karena CMS Wordpress termasuk Open Source.
Karena
Open Source, CMS Wordpress ini mudah untuk dikembangkan dan dimodifikasi oleh
penggunanya. Hal mudah yang dapat dimodifikasi adalah dari struktur
templatenya. Dan bagi yang sudah familiar dengan pemrograman php mysql, maka
modifikasi akan berlanjut ke penambahan function-function CMS ini, sehingga
akan dihasilkan sebuah website yang powerfull.
2. CMS Joomla
CMS Joomla juga banyak yang
menggunakannya. Mayoritas CMS Joomla digunakan untuk membuat sebuah website
baik itu company profile, personal, website sekolah, hingga toko online. Karena
CMS Joomla ini memang dikhususnya untuk membangun website yang powerfull.
Meskipun CMS Wordpress juga powerfull, tetapi CMS Joomla lebih komplek dari CMS
Wordpress dan sistem manajemennya yang sedikit rumit dari CMS Wordpress.
Jenis Website yang dapat dibuat
dengan CMS Joomla adalah :
o Website Corporate atau Portal
o Website e-commerce
o Website untuk perusahan kecil
o Website untuk organisasi non-profit
o Website untuk pemerintahan
o Website untuk keperluan internet
o Website untuk sekolah dan perguruan
tinggi
o Website pribadi atau blog
o Website untuk komonitas
o Website untuk majalah dan tabloid
3.
CMS Drupal
Dengan Drupal Anda dapat dengan mudah
membangun berbagai jenis halaman website-dari membuat blog sederhana sampai
forum online dengan komunitas yang besar. Desain Drupal memang tidak sebagus
Joomla!, tapi sangat mudah untuk di-customize. Drupal memiliki beberapa modul
tambahan yang menarik, seperti untuk search tool dan search-engine friendly
URL, dan agregator berita.
4.
Aura CMS
Ini adalah salah satu CMS hasil buatan
anak indonesia. Namun, CMS ini masih banyak mempunyai kekurangan dibandingkan
CMS-CMS seperti di atas, tetapi jika anda mampu mengembangkan CMS ini, alhasil
CMS ini akan setara dengan CMS-CMS yang sudah populer saat ini.
5.
CMS Opencart
CMS OpenCart adalah CMS khusus untuk
membuat sebuah Toko Online. CMS ini juga banyak dipakai baik bagi kalangan
personal maupun developer yang ingin membangun sebuah toko online. CMS Opencart
ini sudah bisa dibilang lengkap, karena memang CMS ini dikhususkan untuk
E-Commerce. Beda dengan CMS-CMS diatas. Kekurangan CMS Opencart adalah dari
sisi SEO, tetapi untuk manajemen kontennya CMS ini bisa dibilang mudah.
6.
CMS Prestashop
CMS Prestashop juga sama dengan CMS
Opencart, kedua CMS ini sama-sama dikhususkan untuk membuat sebuah toko online
dengan mudah.
7.
CMS Moodle
Mungkin anda sudah pernah mendengar dan
ada yang belum. CMS ini memang agak asing, karena umumnya yang memakai CMS ini
adalah sebuah instansi sekolah. CMS Moodle adalah sebuah CMS yang digunakan
untuk membuat aplikasi E-Learning. Dalam CMS Moodle ini sudah terdiri
fitur-fitur E-Learning yang sangat lengkap, mulai dari online test, forum, dll.
Manajemen CMS ini agak sedikit rumit, dan harus diperlukan pemahaman tentang
cara menggunakannya.
2.2
Blended Learning
Secara
etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata blended dan learning. Kata
blend berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah
baik” (Collins Dictionary), atau formula suatu penyelarasan kombinasi atau
perpaduan. Sedangkan learning memiliki makna umum yakni belajar,dengan demikian
sepintas mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsur percampuran,
atau penggabungan antara satu pola dengan pola lainnya. Elenena Mosa (2006)
menyampaikan bahwa yang dicampurkan adalah dua unsur utama, yakni pembelajaran
di kelas (classroom lesson) dengan online learning.
Blended Learning adalah
metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi
online secara harmonis.
Perpaduan antara training konvensional di mana trainer dan trainee bertemu
langsung dengan training online yang bisa diakses kapan saja, di mana saja 24
jam sehari, 7 hari seminggu. Adapun bentuk lain dari blended learning adalah
pertemuan virtual antara trainer dengan trainee. Mereka mungkin saja berada di
dua dunia berbeda, namun bisa saling memberi feedback, bertanya, atau menjawab.
Semuanya dilakukan secara real time. Sebagian menyebutnya dengan long distance
instructed learning, yang lain menyebutnya virtual instructor led training
training yang dipandu oleh instruktur betulan secara virtual karena antara
peserta dan instruktur berada di tempat yang berbeda. Apapun namanya, model
pembelajaran ini memanfaatkan teknologi IT lewat media video conference, phone
conference, atau chatting online.
Tujuan Blended Learning
1.
Membantu
pemelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan
gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
2.
Menyediakan
peluang yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran
secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
3.
Peningkatan
penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan aspek terbaik
dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk
melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online
memberikan pebelajar dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada
setiap saat, dan di mana saja selama pemelajar memiliki akses internet,
4.
Mengatasi
masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi.
Menurut Jared A.
Carman, (2005), ada lima kunci untuk melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan blended learning:
1. Live Event.
1. Live Event.
Pembelajaran langsung
atau tatap muka (instructor-led instruction) secara sinkronous dalam waktu dan
tempat yang sama (classroom) ataupun waktu sama tapi tempat berbeda (seperti
virtual classroom). Bagi beberapa orang tertentu, pola pembelajaran langsung
seperti ini masih menjadi pola utama. Namun demikian, pola pembelajaran
langsung inipun perlu didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan sesuai
kebutuhan. Pola ini, juga bisa saja mengkombinasikan teori behaviorisme,
kognitivism dan konstructivism sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna.
2. Self-Paced Learning
2. Self-Paced Learning
Yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran
mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan peserta belajar belajar kapan
saja, dimana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang
dirancang khusus untuk belajar mandiri baik yang bersifat text-based maupun
multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari
kesemuanya). Bahan belajar tersebut, dalam konteks saat ini dapat didelivered
secara online (via web maupun via mobile dovice dalam bentuk: streaming audio, streaming video, e-book, dll) maupun
offline (dalam bentuk CD, cetak, dll).
3. Collaboration
3. Collaboration
Mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi
pengajar, maupun kolaborasi antar peserta belajar yang kedua-duanya bisa lintas
sekolah/kampus. Dengan demikian, perancang blended learning harus meramu
bentuk-bentuk kolaborasi, baik kolaborasi anatar teman sejawat atau kolaborasi
antar peserta belajar dan pengajar melalui tool-tool komunikasi yang
memungkinkan seperti chatroom, forum diskusi, email, website/webblog, listserv,
mobile phone. Tentu saja kolaborasi diarahkan untuk terjadinya konstruksi
pengetahuan dan keterampilan melalui proses sosial atau interaksi sosial dengan
orang lain, bisa untuk pendalaman materi, problem solving, project-based
learning,
4. Assessment
Dalam blended learning, perancang harus mampu
meramu kombinasi jenis assessmen baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau
tes yang lebih bersifat otentik (authentic assessment/portfolio) dalam bentuk
project, produk dll. Disamping itu, juga pelru mempertimbangkan ramuan antara
bentuk-bentuk assessmen online dan assessmen offline. Sehingga memberikan
kemudahan dan fleksibilitas peserta belajar mengikuti atau melakukan assessmen
tersebut.
5. Performance Support Materials
5. Performance Support Materials
Jika kita ingin mengkombinasikan antara
pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatap muka virtual, patikan sumber daya
untuk mendukung hal tersebut siap atau tidak, ada atau tidak. Bahan belajar
disiapkan dalam bentuk digital, apakah bahan belajar tersebut dapat diakses
oleh peserta belajar baik secara offline (dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll)
maupun secara online . Atau, jika pembelajaran online dibantu dengan suatu
Learning/Content Management System (LCMS), pastikan juga bahwa aplikasi sistem
ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan lain sebagainya.
Metode Blended Learning ini dibagi
menjadi 2 jenis :
1.
Blended Learning dengan tetap mengadakan tatap muka
dalam perkuliahan, namun menggunakan media-media teknologi yang ada seperti
internet, laptop, ipad, hp android, hp smartphones, untuk mendukung pemahaman
mahasiswa akan materi pembelajaran.
2.
Blended Learning dengan menggunakan sistem Hybrid
Learning yaitu dimana memang dilakukan kuliah secara online, tidak ada tatap
muka di kelas, namun mahasiswa saling terhubung dengan dosen melalui media
konferensi di internet
Dalam
artikel yang berjudul “Building Blended
Learning Strategy”Prof. McGinnis (2005) menyarankan 6 hal yang perlu
diperhatikan disaat orang menyelenggarakan Blended
learning :
1.
Penyampaian
bahan ajar dan penyampaian pesan-pesan yang lain (seperti pengumuman) secara
konsisiten.
2.
Penyelenggaraan
pembelajaran melalui blended learning
harus diselenggarakan secara serius.
3.
Bahan
ajar yang diberikan harus selalu mengalami perbaikan (update) baik itu
formatnya, isinya maupun ketersediaan bahan ajar yang memenuhi kaidah bahan
ajar mandiri.
4.
Alokasi
waktu bisa dimulai dengan formula 75 : 25 dalam artian bahwa 75% untuk
pembelajaran online dan 25% untuk pembelajaran secara tatap muka
(konvensional).
5.
Alokasi
waktu tutorial 25% khusus bagi mereka yang tertinggal, namun bila tidak
memungkinkan maka waktu tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan kesulitan
siswa dalam memahami masalah belajar.
Dalam
blended learning diperlukan kepemimpinan yang mempunyai waktu dan perhatian
untuk terus-menerus berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Blended learning dibutuhkan pada saat :
1.
Proses
belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
2.
Mempermudah
dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan siswa.
3.
Siswa
dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
4.
Membantu
proses percepatan pengajaran.
Perkembangan
teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan
teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh
ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja,
multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu
media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya.
Saat ini sistem pembelajaran secara blendedlearning masih sangat baik
diterapkan di Indonesia agar lebih dapat terkontrol.
Kelebihan
Dan Kekurangan Blended Learning
Kelebihan blended learning :
a.
Dapat
digunakan untuk menyampaikan pembelajaran kapan saja dan dimana saja.
b.
Pembelajaran
terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang
dapat saling melengkapi.
c.
Pembelajaran
lebih efektif dan efisien
d.
Meningkatkan
aksesbiltas. Dengan adanya blendedlearning maka pebelajar semakin mudah
dalam mengakses materi pembelajaran.
e.
Pembelajaran
menjadi lebih luwes dan tidak kaku.
Kekurangan blended learning :
a.
Media
yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
b.
Tidak
meratanya fasilitas yang dimiliki pebelajar, seperti komputer dan akses
internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang
memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam
mengikuti pembelajaran mandiri via online.
c.
Kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi
d.
Tidak
meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet
e.
Membutuhkan
strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat memaksimalkan potensi dari blended
learning.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Content Management System
(cms) sebagai sebuah media informasi elektronik berbasis
website pada dewasa ini merupakan sebuah teknologi yang dapat mempermudah
masing-masing individuuntuk membuat sebuah website secara instan dengan jenis
dan fungsi masing-masing. denganadanya cms saat ini tidak diperlukan lagi
proses yang lama bagi siapapun untuk dapat membuatdan memiliki sebuah website.
Macam-macam CMS
1.cms wordpress
2.cms drupal
3.aura cms
4.cms opencart
5.cms prestashop
6.cms moodle
7.cms joomla
Blended Learning adalah metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis. perpaduan antara
training konvensional di mana trainer dan trainee bertemu langsung dengan training
online yang bisa diakses kapan saja, di mana saja 24 jam sehari, 7 hari
seminggu.
3.2
Saran
Sebagai sebuah media informasi elektronik,
sebuah website mampu menjadi sebuah wadah untuk mengekspresikan masing-masing
pribadi dan juga dapat dimanfaatkan untuk berbagaikepentingan, dengan banyaknya
tutorial untuk membuat sebuah website dengan cms sudahmenjadi suatu keharusan
bagi setiap individu untuk menguasai hal tersebut guna meningkatkankemampuan
diri dalam rangka pengembangan kualifikasi teknologi informasi.
Daftar Pustaka
Comments
Post a Comment