PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA
A.
TELEVISI PENDIDIKAN
1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara
yang luas. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau. Di pulau - pulau inilah
tersimpan potensi sumber daya manusia yang diperlukan bagi kemajuan bangsa.
Oleh karena itu perlulah di buat sebuah pendidikan yang layak. Untuk itu
dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar seluruh rakyat dapat
menikmati pendidikan. Namun karena wilayah yang begitu luas maka proses
pembangunan berjalan dengan lambat, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu
memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Maka dengan itu Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan kepada Pustekkom sebagai
unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan untuk melakukan
persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung
peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom
melaksanakan pengembangan dan produksi program-program media televisi
pendidikan. Hingga tahun 2007 program televisi yang telah diproduksi mencapai
jumlah 5.163 judul.
Untuk merealisasikan siaran
televisi pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom melakukan kerjasama di bidang
penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program yang disiarkan
sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun
kerjasama tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbedaan
dalam aspek kebijakan dan teknis.
Pada tahun 1990-1995, Pustekkom
melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan Televisi Pendidikan Indonesia
(TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang sebagai
televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil,
namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah
stasiun televisi komersial.
Untuk keperluan koordinasi dalam
manajemen pendidikan antara pusat dengan Dinas Provinsi (waktu itu kanwil),
maka pada tahun 1994-1995 diadakan teleconverence antara Menteri Pendidikan
Nasional dengan seluruh Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia. Bahkan pada 2
Mei 1994 dalam rangka hari Pendidikan Nasional diadakan teleconverence antara
Wakil Presiden (Tri Sutrisno) di Yogyakarta dengan 4 Dinas Pendidikan. Pada
tahun 1996 - 1998 Pustekkom juga pernah bekerjasama dengan Cakra-warta
(Indovision) menyiarkan siaran pendidikan di Quick Channel.
Menyadari begitu pentingnya siaran
televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai amanat UUD 1945 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas (Pustekkom)
mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus
menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar
meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE).
2.
Pengertian TV Edukasi
Televisi Edukasi (TVE) adalah
stasiun TV yang mengkhususkan diri pada siaran pendidikan.
TV edukasi adalah salah satu
stasiun televisi yang dimiliki oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
(Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional. Siaran televisi pendidikan dapat
menjangkau seluruh wilayah di Indonesia dan telah disiarkan oleh TVE, TVRI dan televisi
swasta lainnya. Penyelenggaraan siaran televisi pendidikan merupakan salah satu
strategi untuk memperbaiki kondisi dunia pendidikan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.
Sejalan dengan hal di atas
Pustekkom pada tahun 2004 sampai dengan 2005 telah merintis lokasi pemanfaatan
siaran di 260 lokasi yang meliputi SMP, termasuk SMP terbuka dan SMA Terbuka.
Pada tahun 2006 Depdiknas juga telah membagikan perangkat penerima siaran
Televisi Edukasi kepada 28.376 SMP/MTs di Indonesia yang berada di Kabupaten
pada 33 propinsi. Sedangkan pada akhir tahun 2007 Pustekkom Depdiknas telah
membagikan ke SMP/MTs di kota seluruh Indonesia televisi, DVD player, parabola
dan genset (bagi daerah terpencil) untuk memanfaatkan siaran TVE.
3. Karakteristik TVE
Televisi
Edukasi memiliki beberapa karakteristik, antara lain yaitu :
- Memiliki
sifat masal
- Penyajian
materi pelajaran lebih jelas dan menarik, karena adanya kombinasi teknologi
audio dan visual
- Memberikan
layanan pendidikan untuk semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan.
- Media
pembelajaran yang by desaign (berbasis kurikulum).
- Penyajian
program dikemas secara menyenangkan, santun, dan mencerdaskan.
- Dapat
diakses melalui satelit (parabola).
4. Tujuan TVE
- Memberikan
layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan
nasional.
- TVE
diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa
pendidikan dasar (TK-PT), terutama di daerah-daerah pinggiran dan
terpencil yang tidak mampu dijangkau oleh layanan pendidikan secara
konvensional.
- untuk
menunjang program penuntasan wajib belajar.
5.
Manfaat TVE
Manfaat
TVE yaitu :
1.
Menunjang program
penuntasan wajib belajar.
2.
Memberikan layanan
pendidikan terutama di daerah terpencil.
3.
Mengatasi perbedaan
kealitas tenaga pengajar.
4.
Menyediakan bahan ajar
bermutu.
5.
Memotivasi siswa dalam
belajar.
6.
Pemanfaatan TVE
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
a. Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai
dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung).
Dimana agar pembelajaran selaras
dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di
internet, atau melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat
merelay siaran dari TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun
TVRI, program TVE yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran
matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris untuk peserta didik SMP dan
MTs.
b. Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan.
Berdasarkan
jadwal tayangan siaran TVE yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya
untuk mengikuti tayangan siaran TVE tentang mata pelajaran tertentu pada waktu
tertentu. Peserta didik dapat melaksanakan tugas ini di sekolah atau di rumah,
baik secara perseorangan maupun dalam bentuk kelompok kecil. Untuk membantu
pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan format laporan hasil penugasan
disertai penjelasan seperlunya. Guru juga menginformasikan batas waktu
penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara penyajiannya di kelas. Pada
hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk
manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya.
Peserta didik yang belum mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya,
berperan untuk mengkaji dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar.
Melalui aktivitas pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih
menyusun bahan presentasi, memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan
sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan membuat rangkuman/kesimpulan. Pada
akhir kegiatan, guru dapat memberikan arahan atau hal-hal yang dinilai penting
untuk pengembangan kemampuan peserta didik.
c. Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai
Pengisi Jam Pelajaran Kosong.
Apabila
guru berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru piket atau guru serumpun
dapat mengisi jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE.
Intinya adalah bahwa peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata
pelajaran tertentu berhalangan hadir misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap
dapat berjalan sebagaimana biasanya. Guru piket atau guru serumpun tinggal
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengikuti RPP yang telah disiapkan
sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, guru pengganti (guru piket atau guru serumpun) dapat mencatatnya
dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk
dilakukan tindak lanjut.
7. Program Siaran Televisi
Edukasi
Jenis-jenis
materi siaran televisi edukasi yaitu :
a. Formal
·
TK, siarannya :
Pengetahuan, Moral (Story Telling)
·
SD, siarannya : Bahasa
Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKN.
·
SMP, siarannya :
Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Penjas, Geografi,
Fisika, Biologi, dan Seni.
· SMA, siarannya : Biologi, Kimia,
Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris.
b. Nonformal
Siaran
nonformal yaitu untuk Paket B, paket C, dan keterampilan atau kursus.
c. Informal
Siaran
informal berupa pentas dongeng, Lensa Siswa (Lensis), Ungkapan Budaya,
Dokumentasi, Sinema Elektronik (sinetron), Fisika itu asyik, dan lain-lain.
d. Informasi Pendidikan
Siarannya
berupa Straigh News, Featur, dan lain-lain.
B.Pendekatan Keterampilan Proses
1.
Pengertian
Keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut” (Azhar, 1993: 7)
Sedangkan “menurut Conny (1990 : 23) pendekatan keterampilan
proses adalah pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA)
dengan cara mengembangkan keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga
peserta didik akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan
sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus”.
Berdasarkan uraiaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa (CBSA) sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik.
Berdasarkan uraiaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa (CBSA) sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik.
Dimiyati (2002: 138) mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa adalah :
- Pendekatan
keterampilan proses memberikan kepada pengertian yang tepat tentang
hakekat ilmu pengetahuan siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan
dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan
- Mengajar
dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja
dengan ilmu pengetahuan tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan
cerita tentang ilmu pengetahuan.
- Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
2. Pola Pelaksanaan Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP)
Dalam pola pelaksanaan keterampilan proses, hendaknya guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Asas pelaksanaan keterampilan proses
Menurut (Azhar, 1993) dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Harus
sesuai dan selalu berpedoman pada tujuan kurikuler, serta pembelajaran
yang berupa TPU dan TPK.
- Harus
berpegang pada dasar pemikiran bahwa semua siswa mempunyai kemampuan
(potensi) sesuai dengan kudratnya.
- Harus
memberi kesempatan, penghargaan dan movitasi kepada peserta didik untuk
berpendapat, berfikir dan mengungkapkan perasaan dan pikiran.
- Siswa
pembinaan harus berdasarkan pengalaman belajar siswa.
- Perlu
mengupayakan agar pembina mengarah pada kemampuan siswa untuk mengola
hasil temuannya.
- Harus
berpegang pada prinsip "Tut Wuri Handayani". Memperhatikan
azas-azas tersebut, nampaknya yang menjadi titik perkenannya adalah siswa
itu adalah siswa itu sendiri sebagai subyek didik dan juga guru dalam
melaksanakan pendekatan keterampilan proses benar-benar memperkirakan
perbedaan masing-masing siswa.
b. Bentuk dan pelaksanaan pendekatan
keterampilan proses (PKP)
Untuk melaksanakan pendekatan keterampilan proses kepada peserta didik secara klasikal. Kelompok kecil ataupun individual. Maka kegiatan tersebut harus mengamati kepada pembangkitan kemampuan dan keterampilan mendasar baik mental, fisik maupun sosial (menurut Funk dalam Dimiyati, 1999). Adapun keterampilan yang mendasar dimaksud adalah :
a. Mengamati/observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu keterampilan ilmiah yang paling mendasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan proses yang lain (Funk 1985 dalam Dimiyati, 1909 :142).
b.
Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilih berbagai obyek peristiwa berdasarkan
sifat-sifat khsususnya. Sehingga didapatkan golongan
atau kelompok sejenis dari obyek yang dimaksud, (Dimiyati, 1999 :142).
Melalui keterampilan mengklasifikasi
peserta didik diharapkan mampu membedakan, menggolongan segala sesuatu yang ada
di sekitar mereka sehingga apa yang mereka lihat sehari-harii dapat menambah
pengetahuan dasar mereka.
c. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai "menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahua dalam bentuk suara, visual atau secara visual" (Dimiyati, 1993:143). Kegiatan mengkomunikasi dapat berkembanga dengan baik pada diri peserta didik apabila mereka melakukan aktivitas seperti : berdiskusi, mendeklamasikan, mendramatikan, bertanya, mengarang, memperagakan, mengekspresikan dan melaporkan dalam bentuk lisan, tulisan, gambar dan penampilan” (Djamarah, 2000).
Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa mengkomunikasikan bukan berarti hanya melalui berbicara saja tetapi bisa juga dengan gambar, tulisan bahkan penampilan dan mungkin lebih baik dari pada berbicara.
d. Mengukur
Keterampilan mengukur sangat penting dilakukan agar peserta didik dapat mengobservasi dalam bentuk kuantitatif. Mengukur dapat diartikan "membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan" (Dimiyati, 1999 : 144).
Kegiatan pengukuran yang dilakukan peserta didik berbeda-beda tergantung dari tingkat sekolah mereka, karena semakin tinggi tingkat sekolahnya maka semakin berbeda kegiatan pengukuran yang dikerjakan.
e. Memprediksi
Memprediksi adalah "antisipasi atau perbuatan ramalan tentang sesuatu hal yang akan terjadi di waktu yang akan datang, berdasarkan perkiraan pada pola kecendrungan tertentu, atau hubungan antara fakta dan konsep dalam ilmu pengetahuan" (Dimiyati, 1999: 144).
Pada prinsipnya memprediksi,
observasi dan menarik kesimpulan merupakan tiga hal yang berbeda, hal tersebut
dapat dibatasi sebagai berikut : "kegiatan yang dilakukan melalui panca
indera dapat disebut dengan observasi dan menarik kesimpulan dapat diungkapkan
dengan, mengapat hal itu bisa terjadi sedangkan kegiatan observasi yang telah
dilakukan apa yang akan diharapkan".
f. Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai "suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu. Objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui (Dimiyati, 1999: 145).
Kegiatan yang menampakkan keterampilan menyimpulkan misalnya: berdasarkan pengamatan diketahui bahwa lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat. Peserta didik dapat menyimpulkan bahwa lilin bisa menyala apabila ada oksigen. Kegiatan menyimpulkan dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan sebagai pengembangan keterampilan peserta didik yang dimulai dari kegiatan observasi lapangan tentang apa yang ada di alam ini.
c. Langkah-langkah melaksanakan keterampilan proses
Untuk dapat melaksanakan kegiatan keterampilan proses dalam pembelajaran guru harus melakuka langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pendahuluan atau pemanasan
Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah mengarahkan peserta didik pada pokok permasalahan agar mereka siap, baik mental emosional maupun fisik.
Kegiatan pendahuluan atau pemanasan tersebut berupa:
- Pengulasan
atau pengumpulan bahan yang pernah dialami peserta didik yang ada
hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan.
- Kegiatan
menggugah dan mengarahkan perhatian perserta didik dengan mengajukan
pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan gambar atau benda lain yang
berhubungan dengan materi yang akan diberikan.
2. Pelaksanaan proses belajar mengajar
atau bagian inti
Menurut Djamarah (2002 :92) kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam langkah-langkah proses belajar mengajar atau bagian inti yang bercirikan keterampilan proses, meliputi :
- Menjelaskan
bahan pelajaran yang diikuti peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bangan
yang sesuai dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat, cermat dan tepat.
- Merumuskan
hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau mengklasifikasikan
materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan
pelajaran tersebut.
- Menafsirkan
hasil pengelompokkan itu dengan menunjukkan sifat, hal dan peristiwa atau
gejala yang terkandung pada tiap-tiap kelompok.
- Meramalkan
sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di
waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda.
- Menerapkan
pengetahuan keterampilan sikap yang ditentukan atau diperoleh dari
kegiatan sebelumnya pada keadaan atau peristiwa yang baru atau berbeda.
- Merencanakan
penelitian umpamanya mengadakan percobaan sehubungan dengan masalah yang
belum terselesaikan.
- Mengkomunikasikan
hasil kegiatan pada orang lain dengan diskusi, ceramah mengarang dan
lain-lain.
C.
CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA)
1.
Pengertian
CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2.
Latar Belakang
Penyelenggaraan
pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana pembelajaran dapat
diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Untuk
dapat membelajarkan siswa, salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru ialah dengan menerapkan pendekatan
CBSA. Pendekatan ini merupakan merupakan pendekatan pembelajaran yang tersurat
dan tersirat dalam kurikulum yang berlaku.
CBSA
(Cara Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa terhadap bahan
yang dipelajari. CBSA menuntut keterlibatan mental yang tinggi sehingga terjadi
proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajaran akan memiliki penguasaan
konsep dan prinsip. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan
di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama.
3.
Dimensi-dimensi CBSA
a.
Dimensi subjek didik :
o Keberanian mewujudkan minat, keinginan,
pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada siswa dalam proses
belajar-mengajar.
o Keberanian tersebut terwujud karena memang
direncanakan oleh guru, misalnya dengan format mengajar melalui diskusi
kelompok, dimana siswa tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat.
o Keberanian untuk mencari kesempatan untuk
berpartisipasi dalam persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses
belajar-mengajar maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal mi
terwujud bila guru bersikap demokratis.
o Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan
kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu yang
memang dirancang oleh guru.
o Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan
kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu, yang
memang dirancang oleh guru.
o Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu
tanpa merasa ada tekanan dan siapapun termasuk guru.
b. Dimensi Guru
o Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa
dalam meningkatka kegairahan serta partisipasi
siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar.
o Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya
sebagai inovator dan motivator.
o Sikap demokratis yang ada pada guru dalam
proses belajar-mengajar.
o Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan cara serta tingkat kemampuan masing-masing.
o Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis
strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi media.
o Kemampuan mi akan menimbulkan lingkuñgan
belajar yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan.
c.
Dimensi Program
o Tujuan instruksional, konsep serta materi
pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat serta
kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru.
o Program yang memungkinkan terjadinya
pengembangan konsep maupun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar.
o Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan
dengan situasi dan kondisi.
d.
Dimensi situasi belajar-mengajar
o Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi
yang baik, hangat, bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa sendiri
dalam proses belajar-mengajar.
o Adanya suasana gembira dan bergairah pada
siswa dalam proses belajar-mengajar
4.
Manfaat CBSA
1. untuk mengantarkan siswa ke kedewasaan
dalam arti perkembangan yang optimal. Perkembangan yang optimal mempunyaiarti
yang luas, yaitu pertama-tama peserta didik mengembangkan segalapotensi yang
ada padanya sehingga dapat mencapai kepuasan diri yangsepenuhnya
2. Peran serta siswa dalam berbagai kegiatan
belajar secara aktif akanmeningkat keterlibatan mental siswa yang bersangkutan
dalam prosesbelajar-mengajar
3. Kegiatan belajar mengajar dengan
memberikan keleluasaan kepada siswauntuk berkomunikasi dua arah itu memberikan
peluang bagi guru untuk memperoleh bahkan dalam rangka menilai keberhasilan
pembelajaranyang dilaksanakan
4.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru itu sendiri.
5.
Penerapan CBSA
D.
COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION (CAI)
1.
pengertian CAI
CAI (Computer
Assisted Instruction) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang
berbasis mikroposesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem
tersebut. Atau dengan kata lain, CAI adalah Semua materi atau aktivitas
pembelajaran yang disajikan melalui komputer. Dalam mode ini, komputer bisa
menampilkan pembelajaran, menggunakan berbagai jenis media (teks, gambar, suara, video),
menyediakan aktivitas dan suasana pembelajaran, kuis atau dengan menyediakan
interaksi dari siswa, mengevaluasi jawaban
siswa, menyediakan umpan balik dan menentukan aktivitas
tindak lanjut yang sesuai sehingga siswa dapat berinteraksi secara
aktif.
CAI dapat
berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan. Media
pembelajaran berbasis CAI ini memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen
warna, musik, dan animasi grafik (graphic animation). Media pembelajaran
berbasis CAI ini juga mampu memberikan balikan (feedback) sehingga siswa dapat
aktif berinteraksi dengan media yang diproduksi. Bentuk pembelajaran CAI yang
diberikan adalah bentuk tutorial bercabang.
Dengan
perkembangan multimedia komputer saat ini, wujud media pembelajaran tidak harus
secara fisik hadir di hadapan siswa. Menurut Mayub (2005:21), media
pembelajaran ini bisa dirancang dan dibuat dengan program yang sederhana dengan
sistem multimedia yang baik, penggunaannya mudah dan mobilitasnya tinggi.
CAI efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran baik mengajarkan prinsip dan suplemen. CAI
juga bertujuan membuat banyak waktu belajar atau membuat belajar lebih singkat.
2.
Tipe-Tipe CAI
Ada lima tipe CAI yang sering
dipergunakan ( Patterson, Strickland, 1986) yaitu :
a.
Drill and Practice (Latihan dan Praktek)
Tipe Drill and
Practice menyajikan materi pelajaran untuk dipelajari secara berulang. Tipe
program ini adalah cocok dipergunakan sewaktu pengajar menyajikan latihan soal
dengan disertai umpan balik. Tipe perangkat lunak ini sering kali dipergunakan
untuk menambah pelajaran pada bidang matematika atau faktual. Selama
pelaksanaan latihan-latihan soal pada Drill and Practice, komputer dapat
menyimpan jawaban yang salah, laporan nilai, contoh jawaban yang salah dan
pengulangan dengan contoh-contoh masalah yang telah dijawab secara tidak benar.
b.
Tutorial
Tipe Tutorial
ini menyajikan materi yang telah diajarkan atau menyajikan materi baru yang
akan dipelajari. Pada program ini memberi kesempatan untuk menambahkan materi
pelajaran yang telah dipelajari ataupun yang belum dipelajari sesuai dengan
kurikulum yang ada. Tutorial yang baik adalah memberikan layar bantuan untuk
memberikan keterangan selanjutnya atau ilustrasi selanjutnya. Dan juga untuk
menerangkan segala informasi untuk menyajikan dan bagaimana menyajikannya.
Ketika kita mengevaluasi Tutorial, kita perlu untuk mengevaluasi jika Tutorial
tidak hanya menyajikan informasi tapi juga harus menerangkan jawaban-jawaban
yang salah. Sewaktu program ini menerangkan jawaban- jawaban yang salah,
program ini harus mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pelajaran dari poin
dengan memberi umpan balik pada informasi yang salah dimengerti sebelum
melanjutkan ke informasi baru.
c.
Simulation (simulasi)
Tipe simulasi
memberikan kesempatan untuk menguji kemampuan pada aplikasi nyata dengan
menciptakan situasi yang mengikutsertakan siswa-siswa untuk bertindak pada situasi
tersebut. Simulasi dipergunakan untuk mengajar pengetahuan prosedural seperti
belajar bagaimana untuk menerbangkan pesawat atau mengemudikan mobil. Program
simulasi yang baik dapat memberikan suatu lingkungan untuk situasi praktek yang
tidak mungkin dapat dilakukan di ruang kelas atau mengurangi resiko kecelakaan
pada lingkungan sebenarnya.
d.
Problem Solving (Memecahkan Masalah)
Tipe Problem
Solving menyajikan masalah-masalah untuk siswa untuk menyelesaikannya
berdasarkan kemampuan yang telah mereka peroleh. Program ini memberikan
aplikasi dasar strategi pemecahan masalah, analisis akhir, mencari ruang
permasalahan, dan inkubasi Program ini akan membantu siswa untuk menciptakan
dan mengembangkan strategi pemecahan masalah mereka.
e.
Instructional/ Educational Games
Tipe
Instructional atau Educational Games merupakan program yang menciptakan
kemampuan pada lingkungan permainan. Permainan diberikan sebagai alat untuk
memotivasi dan membuat siswa untuk melalui prosedur permainan secara teliti
untuk mengembangkan kemampuan mereka.
3.
KARAKTERISTIK CAI
a. Berdasarkan tujuan pembelajaran.
b. Sesuai dengan karakteristik siswa.
c. Memaksimalkan interaksi
d. Individualisasi
e. Mempertahankan minat siswa
f. Pendekatan kepada siswa secara positif
g. Menyediakan bermacam-macam umpan balik
h. Sesuai dengan lingkungan pembelajaran
i. Mengevaluasi kinerja yang tepat
j. Menggunakan komputer dengan bijak
k. Berdasarkan pada prinsip disain instruksional
l. Telah dievaluasi secara mendalam
4.
KELEBIHAN CAI
a. Meningkatkan interaksi
b. Individualisasi
c. Kelebihan secara administratif dan Biaya
d. Motivasi
e. Umpan balik segera/cepat
f. Mudah menyimpan data
g. Integritas pembelajaran
h. Kendali siswa
5.
KEKURANGAN CAI
a.
Perangkat Keras (Hardware) yang mahal
b.
Kesulitan untuk mereview materi
c.
Bergantung pada kemampuan membaca dan visual
d.
Grafik yang tidak realistic
e.
Butuh keterampilan pengembangan tambahan
f.
Waktu pengembangan yang lama
g.
Terbatasnya belajar incidental
h.
Persepsi hanya dari input yang telah terprogram
E.
INTERNET
Internet
merupakan salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi yangcukup banyak
mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pendidikan. Bahkan internet dianggap
sebagai dunia baru yang penuh pesona yang dapat memikat siapa saja yang
Berinteraksi dengannya. Yang dimanfaatkan oleh guru untuk dapat menawan hati
para siswa untuk lebih gemar dan giat belajar, begitu pula oleh staf
administrasi pendidikan.
Internet
merupakan singkatan dari Interconnected Network. Jika diterjemahkan secara
langsung berarti jaringan yang saling terhubung. Internet adalah gabungan
jaringan komputer di seluruh dunia yang membentuk suatu sistem jaringan
informasi global.
Semua
komputer yang terhubung ke internet dapat mengakses semua informasi yang
terdapat di internet secara gratis. Internet dapat digunakan sebagai sarana
pertukaran informasi dari satu komputer ke komputer lain tanpa dibatasi oleh
jarak fisik kedua komputer tersebut. Peranan internet yang sangat penting
adalah sebagai sumber data dan informasi serta sebagai sarana pertukaran data
dan informasi.
- Sejarah
Internet
Perkembangan
internet diawali dengan dibangunnya jaringan ARPANet pada tahun 1969. ARPA
(Advanced Research Project Agency) merupakan sebuah jaringan yang dikembangakan
oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang tugasnya untuk melakukan
penelitian terhadap jaringan komputer dengan teknologi packet switching.
Jaringan tersebut semula hanya beranggotakan beberapa komputer di beberapa
universitas di Amerika Serikat, seperti University of California-Los Angeles
dan Stanford Research Institute. Di awal perkembangannya, jaringan tersebut
hanya digunakan khusus untuk kalangan akademik dan militer. Istilah internet
sendiri muncul sekitar tahun 1983 dengan ditemukannya protocol TCP/IP
(Transmission Control Protocol/Intenet Protocol) yang memberikan sumbangan besar
terhadap perkembangan jaringan.
- Internet
dalam pembelajaran
Dengan
kecanggihan internet memungkinkan seorang dosen atau guru tidak harus datang ke
kelas untuk menyampaikan materi tetapi cukup dilakukan melalui internet
misalnya dengan menggunakan teleconference. Internet bisa saja mengabaikan
jarak, sehingga ketika kita butuh informasi dariseorang pakar di luar negeri
dengan segera kita dapatkan.Pada akhirnya, pemanfaatan dan pengembangan
internet menjadi suatu penunjang yang sangat penting dalam peningkatan kualitas
pendidikan. Dengan pengaplikasian sebagaimana dijelaskandiatas, maka kualitas
pendidikan kita yang tertinggal jauh dengan negara lain mempunyai peluang yang
besar untuk bisa setara atau melebihi negara yang telah maju.
- Keuntungan
internet
· Penggunaan internet dewasa ini telah
merambah ke berbagai kehidupan, baik di bidang sosial, budaya, ekonomi,
kesehatan, politik, maupun pendidikan. Internet sangat dibutuhkan dalam
bertukar informasi dan berkomunikasi secara cepat tanpa ada batasan wilayah,
ruang dan waktu. Dengan internet semua pekerjaan menjadi sangat mudah dan
sangat efisien terhadap waktu. Internet juga bisa digunakan untuk memperluas
pengetahuan serta memperluas pergaulan kita sebagai makhluk sosial.
·
Penggunaan internet yang tepat akan sangat bermanfaat bagi kemajuan
pemikiran dan peradaban bagi bangsa yang selalu menginginkan perubahan ke arah
positif.
- Kelemahan
dari internet
Ø
Informasi yang salah
atau tidak sesuai sehingga mengurangi efektifitasnya
Ø
Interaksi di intranet
yang mungkin tidak bertanggung jawab
Ø
Perlu pelatihan khusus
untuk anggota dalam menggunakan internet
Ø
Perlu tenaga ahli untuk
membangun dan mengembangkan internet di sebuah organisasi
Ø
Bisa terjasi overload
(data penuh) akibat pengiriman pesan antar pengguna yang tidak terkontril
dengan baik.
Comments
Post a Comment